Review Drama Korea The Atypical Family

Review Drama Korea The Atypical Family

Berikut ini review drama korea The Atypical Family dari sobatdrama.

Sinopsis

The Atypical Family adalah drama Korea bergenre fantasi, keluarga, dan romansa yang tayang perdana pada Mei 2024 di JTBC dan tersedia secara global melalui Netflix. Serial ini dibintangi oleh Jang Ki-yong, Chun Woo-hee, Claudia Kim, dan Go Doo-shim, dan mengisahkan tentang keluarga yang tampak biasa di luar, namun ternyata memiliki kekuatan supranatural yang luar biasa. Akan tetapi, karena tekanan hidup modern dan luka emosional, kekuatan mereka mulai menghilang.

Fokus cerita adalah keluarga Bok, yang secara turun-temurun dianugerahi kekuatan super. Bok Gwi-ju (Jang Ki-yong) bisa kembali ke masa lalu, tetapi hanya ke momen-momen bahagia. Ibunya, Bok Man-heum (Go Doo-shim), bisa melihat masa depan dalam mimpinya. Sementara sang kakak, Bok Dong-hee (Claudia Kim), memiliki kemampuan terbang.

Namun, kondisi psikologis mereka mengacaukan semua. Gwi-ju mengalami depresi mendalam setelah kehilangan istrinya dan kehilangan kekuatan karena ia tak bisa mengingat kebahagiaan. Dong-hee menderita bulimia dan citra tubuh yang buruk, menyebabkan tubuhnya tidak lagi mampu terbang. Sang ibu menderita insomnia, sehingga tidak bisa lagi bermimpi dan meramal masa depan.

Masuklah Do Da-hae (Chun Woo-hee), seorang wanita misterius dari keluarga penipu yang menyelinap ke dalam keluarga Bok untuk kepentingan pribadi. Namun, Da-hae perlahan menjadi penyembuh emosional yang tak terduga bagi keluarga ini. Hubungan antara Gwi-ju dan Da-hae berkembang dalam ketulusan yang mengubah hidup mereka, mempertemukan dua jiwa yang sama-sama terluka namun berusaha sembuh.

Unsur Cerita yang Menarik

1. Fantasi yang Membumi

Meski mengangkat tema supranatural, The Atypical Family berhasil menyatukan elemen fantasi dan isu nyata dengan sangat baik. Superpower di sini bukan sekadar alat aksi, tetapi justru menjadi simbol luka batin dan trauma psikologis yang dialami para karakter.

2. Penggambaran Kesehatan Mental

Drama ini sangat kuat dalam menggambarkan depresi, tekanan sosial, bulimia, dan kecanduan teknologi. Ini menjadikan serial ini terasa relevan dengan kehidupan modern, apalagi ketika tema “kehilangan kekuatan” dijadikan metafora dari kehilangan harapan atau jati diri.

3. Karakterisasi yang Kompleks

Setiap anggota keluarga Bok memiliki cerita dan konflik personal yang mendalam. Gwi-ju, misalnya, tak hanya menderita depresi karena duka, tetapi juga terjebak di masa lalu dan kehilangan koneksi dengan anaknya. Dong-hee harus menghadapi stigma terhadap tubuh dan harga dirinya, sementara I-na, anak Gwi-ju, menjadi korban perundungan dan isolasi sosial.

4. Akting dan Penyutradaraan

Jang Ki-yong menampilkan akting yang menyentuh sebagai Gwi-ju. Ekspresinya yang murung, sorotan mata kosong, dan gestur tubuhnya menggambarkan seseorang yang larut dalam duka. Chun Woo-hee sebagai Da-hae memberi warna baru: awalnya dingin dan manipulatif, lalu perlahan menunjukkan sisi hangat dan rapuhnya.

Claudia Kim, yang terkenal di Hollywood, memberikan penampilan yang sangat berbeda dari peran sebelumnya. Namun, transformasi fisiknya yang dibuat untuk menggambarkan tubuh “gemuk” memicu kritik, dengan sebagian penonton menilai drama ini memperkuat stereotip fatphobic karena mengaitkan obesitas dengan kehilangan kekuatan.

Penyutradaraan dari Jo Hyun-taek membuat narasi fantasi ini tetap terasa intim dan emosional. Penggunaan sinematografi yang lembut dan tone warna yang suram menciptakan suasana reflektif sepanjang drama.

Pesan Moral dan Nilai

Pesan Moral dan Nilai

1. Trauma Harus Diterima dan Dihadirkan, Bukan Dilupakan

Drama ini menekankan bahwa luka emosional tidak bisa disembuhkan dengan kekuatan luar biasa, melainkan dengan koneksi antarmanusia, penerimaan, dan pengampunan.

2. Keluarga Bukan Sekadar Ikatan Darah, Tapi Tempat Saling Menguatkan

Di tengah kekacauan dan keterasingan, keluarga Bok menemukan kembali makna keluarga sejati: bukan hanya tempat berlindung, tetapi tempat menyembuhkan.

3. Bahagia Itu Harus Diciptakan, Bukan Dicari ke Masa Lalu

Gwi-ju berkali-kali kembali ke masa lalu, namun tidak bisa mengubah kenyataan. Drama ini menunjukkan bahwa masa lalu tidak bisa diperbaiki tapi masa depan masih bisa dibentuk.

Kritik dan Kontroversi

Beberapa kritik muncul terkait penanganan isu body shaming dan penggunaan prostetik gemuk yang terlalu karikatural. Di sisi lain, alur cerita yang agak lambat di tengah episode juga sempat membuat penonton kurang sabar.

Namun, penebusan karakter, pertumbuhan emosional yang nyata, serta ending yang menyentuh membuat drama ini tetap mendapatkan ulasan positif dari banyak pengamat dan penonton.

Kesimpulan

Itulah review drama korea The Atypical Family. The Atypical Family bukan hanya sekadar drama fantasi tentang keluarga dengan kekuatan super. Ia adalah refleksi tentang kehidupan modern, tentang bagaimana manusia bisa kehilangan jati diri karena trauma, dan bagaimana cinta serta keluarga bisa menjadi satu-satunya kekuatan yang menyembuhkan.

Dengan sinematografi yang indah, naskah emosional, dan penampilan aktor yang solid, drama ini cocok bagi penonton yang menyukai cerita dalam, reflektif, dan menyentuh, dengan sentuhan fantasi sebagai pemanis cerita.

Rating: 8.5/10