Sejarah Pulau Tidung Kepulauan Seribu

Mengetahui cerita sejarah Pulau Tidung ternyata sangat menarik karena konon kabarnya nama ini berasal dari seorang Raja Kalimantan yang saat itu menjadi pemimpin Suku Tidung. Akan tetapi, ada pula yang memiliki cerita berbeda. Kira-kira, benarkah seperti itu cerita aslinya? Simak seperti apa sejarah lengkap dan asal muasal munculnya Pulau Tidung yang kini menjadi tempat wisata banyak wisatawan.

Sejarah Pulau Tidung

Dulunya, di zaman Belanda pulau ini masih bernama Pulau Air Besar. Saat itu, memang belum menjadi destinasi wisata seperti sekarang karena dijadikan sebagai tempat pengasingan orang yang membangkang di penjajahan Belanda.

Salah satunya adalah Raja Tidung yang ternyata diasingkan dari Kerajaan Tidung, Kalimantan Utara. Selama satu abad, identitas Raja Tidung ini tidak diketahui orang.

Namun, setelah itu diketahui pasti berdasarkan penjelasan dari juru kunci makamnya, yaitu Moh Napsir. Moh Napsir mengaku bahwa beliau adalah keturunan ke-4 dari Raja Tidung.

Dahulunya, Raja Tidung adalah sosok penentang keras Belanda. Ia tidak mudah untuk bisa diajak kerjasama oleh Belanda. Pada akhirnya, Belanda murka dan membuat Raja TIdung dibuang ke Banjarmasin.

Dari Banjarmasin, ia dibawa ke Jepara, Batavia, dan akhirnya tiba di Pulau Tidung pada tahun 1892. Sementara, Raja Tidung meninggal 6 tahun setelah itu di Pulau Tidung.

Kisah tersebut tersimpan dengan sangat rapi sekali sampai-sampai tak ada yang bisa mengetahuinya hingga tahun 2011. Adanya perkembangan teknologi informasi, akhirnya 2011 asal usul nama Pulau Tidung pun mulai ramai diperbincangkan.

Penelitian demi penelitian dilakukan untuk mencari tahu asal muasal nama Pulau Tidung ini hingga berbagai kunjungan ke Pulau Tidung telah sering dilakukan. Kunjungan tersebut dilakukan oleh salah satu perwakilan dari Suku Tidung.

Satu-satunya yang memperkuat cerita sejarah Pulau Tidung adalah ditemukannya makam Raja Pandita, yaitu Raja Tidung yang diasingkan oleh Belanda tadi.

Masyarakat menyimpulkan bahwa Suku Tidung, Raja Pandita, dan Pulau Tidung memiliki keterkaitan yang sangat erat.

Maka dari itu, tak heran kenapa masih banyak pengunjung yang kadang datang ke Pulau Tidung justru bukan untuk liburan, melainkan berziarah ke makam Raja Tidung tersebut.

Beberapa peninggalan yang masih ada hingga saat ini telah diabadikan dekat makam raja tersebut. Beberapa diantaranya yaitu guci, pedang, kendi, dan tempat beribadah semasa hidupnya.

Akhirnya, Kini Pulau Tidung Resmi Menjadi Tempat Wisata

Setelah perjalanan sejarahnya yang sangat panjang, akhirnya Pulau Tidung pun dijadikan sebagai sebuah tempat wisata yang kini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Hal menarik yang wajib kamu kunjungi di Pulau Tidung adalah tempat yang menjadi ikonik wisatanya Pulau Tidung, yaitu Jembatan Cinta. Jembatan Cinta pun menyimpan segudang mitos juga yang membuat banyak pengunjung penasaran dengan keasliannya.

Berbagai kreativitas anak muda juga sering diadakan di Pulau Tidung, salah satunya adalah festival tahunannya Pulau Tidung. Jika belum pernah, kamu bisa menghadiri salah satu festivalnya tersebut.

Beragam kebudayaan dan kuliner nusantara dipamerkan pada perayaan tersebut. Bahkan, pernah mendatangkan seniman dari luar negeri, seperti dari India.

Itulah sejarah Pulau Tidung yang sangat menarik untuk digali lebih jauh. Cari tahu seperti apa sejarah versi masyarakat setempat dari Pulau Tidung dengan berlibur kesana menggunakan Paket Wisata Pulau Tidung. Kamu juga bisa dapatkan informasinya dari tour guide yang menjadi pemandu wisata kamu di Pulau Tidung.